Monday, May 24, 2010

[Bunda] Shopaholic...am I?



Ssstttt, saya nggak se shopaholic orang yang ada di gambar itu kok, heheheh (gambar diambil dari sini)
*Tulisan ini dibuat untuk refleksi diri dan melihat seberapa berhasil saya dengan komitmen yang sudah saya buat

Entahlah, tapi yang pasti saya sulit sekali menahan nafsu belanja :(. Komitmen demi komitmen, resolusi demi resolusi, niat demi niat, semua terlewat begitu saja, sampai pada akhirnya saya bertemu teman saya seorang Financial Planner di suatu lembaga financial plan yang cukup terkenal.

Dari obrolan banyak seputar kehidupan kami, setelah lama tak bertemu, dan akhirnya sampailah pada topik yang membutuhkan komitmen dan kesadaran tinggi, yup saya harus berhenti untuk boros dan mulai memikirkan financial plan secara serius, dan sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak melakukannya

Sebenarnya saya ingin sekali ikut pelatihannya, tetapi saya merasa belum punya banyak dana untuk dikelola, sehingga saya memutuskan untuk memulihkan kondisi keuangan saya lebih dahulu

Cara yang paling mudah sekaligus susah prakteknya, huhuhuhu, menahan hawa nafsu belanja, ya itu, lebih mementingkan kebutuhan daripada keinginan. Jujur saya akui, sulittt sekali, dan lebih seringnya nafsu diatas kebutuhan, bahaya bangettt kan...

Sambil refleksi diri kenapa saya sulit sekali untuk berubah dalam hal yang satu itu, diantaranya ya karena saya merasa memiliki uang saya sendiri untuk dibelanjakan, tidak ada beban karena saya tidak merasa minta ataupun berhutang pada orang lain. Ditambah lagi karena datang dari keluarga bukan orang kaya, saya jarang sekali dibelikan sesuatu oleh ortu yang bisa dibilang mahal, semua harus ada usahanya, ortu saya terbilang disiplin mengenai uang, saya bisa mendapatkan sesuatu yang saya inginkan ketika masih bersekolah dulu dengan cara berprestasi. Jadi ya ketika sekarang sudah memiliki uang saya sendiri, saya merasa bebas membeli apa saja yang saya suka sebagai anggapan"hasil kerja keras", tapi jadinya kelewatan...

Alhamdulillah, saya masih beruntung diberikan kondisi yang masih bisa dibilang baik dalam kondisi keuangan, walaupun ketika bertemu dengan teman saya itu, dan dia mencoba mengecek kondisi kesehatan keuangan saya, dia bilang, seharusnya tabungan saya bisa lebih banyak dari sekarang, wow, jadi sudah begitu banyak uang yang terbuang percuma, cuma untuk memenuhi nafsu belanja yang tak terkira...saya terhenyak dengan kondisi sedih, tapiii penyesalan tidak ada artinya, toh semua itu sudah terlanjur, sekarang yang harus saya lakukan adalah BERHENTI mengikuti nafsu belanja yang terkadang gila2an, lebih ke seringnya sih .

Saya mulai dengan tutup beberapa kartu kredit saya, saat ini saya hanya punya 2 kartu kredit, satu untuk kebutuhan perjalanan dinas atau bepergian, dan satu lagi adalah kartu kredit dari salah satu hypermart, saya masih pertahankan karena saya masih rutin belanja bulanan di hypermart tersebut, dan saya jarang bawa uang cash.

Langkah berikutnya adalah membersihkan lemari saya, hehehe, ya lemari saya yang penuh barang yang setelah ditanya pada diri sendiri dengan jawaban jujur, apakah memang barang2 itu sering dipakai, jawabannya adalah kadang2, karena kalo melihat tas aneka warna dan model yang menumpuk di lemari saya, ternyata ketika ke kantor pun, saya hanya pakai 1-2 tas bergantian selama 5 hari kerja, jadi kenapa harus sebanyak itu...ckckckc...*yang ini jangan ditiru samsek, sungguh amat sangat tidak baik...

Begitupun dengan sepatu, sandal, baju, mukena, handuk, sprei, kebaya, sampai2 saya geleng2 sendiri, sungguh saya tidak menyangka ternyata saya sedemikian rupa dalam nafsu belanja, Astagfirullah...rasa malu, cemas, sedih menggayuti saya, apa artinya semua ini apabila ketika suatu hari nanti, anak-anak saya membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk sekolah, dana darurat ketika ortu sakit, ataupun dana darurat yang tidak bisa dibilang sedikit ketika saya atau suami sakit, Insya Allah jangan sampai sakit berat, tapii kita kan tidak tahu didepannya nanti akan terjadi apa???

Apalagi dalam satu hadist yang pernah saya baca, bagaimana pertanggungjawaban dari barang2 tersebut yang hanya memenuhi hawa nafsu belaka...hiyyy saya tidak ingin terperosok lebih dalam, saya harus sadar sesadar2nya, bahwa masih banyak perilaku negatif saya yang harus di ubah, diantaranya ya menekan nafsu belanja ini

Satu demi satu saya kumpulkan barang2 itu, saya pikir saya adakan garage sale saja seperti yang pernah saya lakukan dulu2, tp ternyata lihatlah, garage sale tidak membuat barang yang berlebih itu habis, yang ada malah tambah banyak, gak bener! Tapi tetap akan ada garage sale, dan setelahnya dengan komitmen dan kesadaran penuh Insya Allah tidak melakukan hal yang sama lagi...yaitu belanja lagi...hehehhe

Akhirnya dengan mengucap Bismillah, dan bertekad untuk hidup lebih baik, sudah 1 bulan sejak komitmen ini ditegakkan, Alhamdulillah saya bisa mengerem nafsu belanja yang aduhai itu, walopun beberapa kali, si Ayah kynya ngetest, hehe, nawarin sesuatu ketika ke mal, ajaib banget saya dengan santai bilang, nggak ah belum perlu, aku punya kok walopun lain warna, wkwkwkwkw, si Ayah kaget sambil mengelus tangan saya, Alhamdulillah, semoga Bunda beneran berubah yaaa..., aku cengengesan aja sambil berdoa dalam hati, Insya Allah, SEMOGAAAA...






Bunda dan Polygon

Iyak, itu Polygon si merk sepeda itu loh...

Sebenernya dah lama pengen cerita di jurnal ini sekaligus sebagai kenang2an, karena selama 31 tahun hidup di dunia, belum pernah yang namanya ikut undian dan menang

Tiba2 aja, suatu malam di bulan April lalu, temen kantor sms, "wind, kamu dapet sepeda poligon tuh", saya pikir ini sms nyasar atau gimana siy, asli deh saat itu belum nyambung sama sekali, sampe bingung polygon apaan siy, hahahaha. Sampe2 nanya si ayah, terus dibilang sepeda, makin bingung lagi, hihihi.

Terus tak balesin aja sms nya, "Mbak, polygon apaan, terus dapet darimana, perasaan award di kantor gak gak ada yang hadiahnya polygon deh"

Dijawab lg sm si mbak "Liat di kompas ada nama kamu tuh, dapet dari Gramedia", wah langsung buru2 tanya si ayah, beli Kompas edisi Sabtu lalu gak, eh kok ndilalahnya si Ayah yang rajin beli kompas hampir tiap hari sabtu, kok ya pas gak beli.

Ah ya udahlah, gak dipikirkeun, kalo emang rejeki, Alhamdulillah..., walopun malem pas mau tidur masih mikir, ngirim undian Gramedia yang kapan dan yang mana yaa...

Eh besoknya, pulang dari fresh market, sambil sebel karena gak dapet juga kompas edisi sabtu, iseng brosing di internet, Gramedia ada undian apaan sih...tau2 HP gak lama bunyi, dan dari orang Gramedia ternyata, dia bilang saya memenangkan 1 buah sepeda Polygon, dalam rangka undian HUT Gramedia ke 40 tahun...wuihhh kaget campur gak percaya, sambil mikir, kapan saya ikut undiannya yaaa

Terus dapat informasi, katanya itu undian yang dengan pembelian min 100rb di toko buku Gramedia , dapet no unik yang harus kita sms ke nomor yang sudah diinfokan, ohhh baru ingat kalo saya memang pernah kirim no unik itu sekali2nya, hehehhe, wahhh ini namanya rejeki...

Seumur2 ikut undian yang modelnya begitu, yang hadiahnya mobil, rumah, voucher, apapun itu bentuknya, gak pernah dapat. Jangankan yang begitu, dapat door prize kalo lg acara kantor aja, selama kerja di 2 tempat, hanya sekali2nya, dan itupun setrikaan, hihihi, lumayan siyyy...

Sampe pernah berfikiran memang ga punya hoki di urusan begituan, harus dengan usaha sendiri, baru deh punya barang2 yang diinginkan hehehe...

Alhamdulillah banget dapet rejeki sepeda, karena memang setelah beli sepeda roda empat buat Devan sebulan sebelumnya, si Ayah pernah bilang, pengen beli sepeda, krn di komplek kami ada klub sepedaan, dan saya mendukung banget kemauan si Ayah, karena tujuannya untuk sehat, sekalian biar si Ayah rajin olahraga

Ahhh senangnya dapet sepeda ini, meskipun yang sering pake ya si Ayah, saya udah lama banget ga naik sepeda, jadi kemalasan itu udah bertumpuk, hahahahaha...

*ket gambar : difoto sm gramedia saat penyerahan hadiah, dan ayah lagi gowes sepeda

 

 

Friday, May 21, 2010

Beauty is Pain

Itu kata orang-orang yang katanya pengen jadi cantik, hihih. Cantik menurut kebanyakan orang identik dengan wajah putih, mulus dan bersih. Tetapi makin kesini, seiring dengan perkembangan zaman, menurutku, cantik adalah kalo perempuan itu otaknya juga "berisi", heheh, maksudnya kan gak asik donk kalo cuma sekedar cantik, tapi diajak ngobrol ga nyambung, ga bisa mengemukakan pendapatnya, ketika diajak bicara soal apapun, tidak terbatas. So, saya lebih memilih yang berotak saja, dalam artian saya banyak belajar, mencoba mengembangkan minat baca, gak gaptek, dan harus bisa jawab kalo ditanya apapun

Terkesan maksa, mungkin iya, tapi menurut saya tidak juga, karena dalam kondisi aktualnya, apa yang kita pelajari pastinya akan bermanfaat buat kita. Nah, setelah sekian lama menganut paham cantik kalo kita berotak saja, saya sampai lupa, tampilan fisik pun harus dirawat, karena nih ternyata lagi, orang pun lebih suka berbicara atau mengobrol dengan orang yang selain pandai, juga secara tampilan fisik menarik

Saya tidak bilang menarik disini harus cantik ya, tapi pastinya terlihat bersih dan enak dilihat. Nah di bagian enak dilihat disini, saya punya masalah yang akhir-akhir ini mengganggu saya, yaitu kondisi kulit wajah saya yang kusam dan kering.Justru dengan memiliki kulit kering inilah, saya bisa dibilang hampir tidak pernah berjerawat, walaupun dalam menghadapi masa-masa haid. Oleh sebab itulah saya tidak terlalu mempedulikan kondisi kulit wajah saya, bahkan untuk rajin facial kesalonpun...

Terus terang facial adalah musuh utama saya bila berurusan dengan kulit wajah, karena saya benar2 tidak mau menganut faham "beauty is pain" untuk wajah saya. Yak, karena saya paling tidak tahan sakit, segala yang berhubungan dengan rasa sakit secara fisik, sebisa mungkin saya hindari, hehehe.

Tapi ternyata kemalasan ini membawa dampak yang tidak mengasyikkan buat kulit wajah saya. Sehari-hari memang saya hanya mengoleskan make up tipis selama berada di kantor, pelembab, bedak padat, kemudian eye shadow dan lipstick yang simple saja dan juga netral warnanya. Dan mungkin akibat make up ini, yang walaupun tipis, tetapi sifatnya hampir rutin, selama 5 hari dalam seminggu (kalo libur, saya hanya make up bila mau bepergian, dengan komposisi yang sama pula), ditambah terus menerus berada di ruangan ber AC, bisa dibilang seharian, karena mulai berangkat sampai pulang, AC tidak pernah lepas, ditambah tidurpun pakai AC, kulit wajah saya jenuh dan akibatnya menjadi sangat kering, pori2 terlihat jelas, bahkan hampir keliatan bersisik, hiyyyy

Saya sampai pernah malas ngaca, karena saya sebal lihat kulit wajah saya, sampai akhirnya saya merasa ini tidak bisa dibiarkan, karena kulit kering akan mudah keriput (dan memang garis senyum di mata saya sudah keriput, hikss), apalagi usia saya sudah memasuki kepala 3, yang artinya perawatan kulit pun harus lebih di perhatikan...ceileee

Akhirnya, saya mulai cari info dari teman-teman dekat saya, baik di kantor ataupun diluar kantor, mereka yang rajin melakukan perawatan wajahnya di suatu klinik perawatan wajah, dimana sampai 3 hari yang lalu, saya belum pernah melakukannya.

Bukan apa-apa, selain mahal menurut saya, amat sangat sadar kalo saya bukan termasuk orang yang rajin dan telaten untuk melakukan hal itu, hihih, udah bisa maskeran di rumah sebulan sekali aja udah untung, itupun kalo ingat. Gimana yang rutin dan harus telaten konsul dokter segala, saya pikir...

Tetapi saya berniat dan berkomitmen, karena merawat kulit juga termasuk kesehatan yang harus dijaga. Sambil memulai program minum air putih min 2 L sehari, ditambah slalu inget untuk makan sayur dan buah didalam menu makan saya setiap hari, saya pun mulai mencari informasi tentang klinik perawatan, terutama kandungan yang terdapat dalam obat2 perawatan kulit tersebut.

Sampai akhirnya saya memilih satu klinik perawatan wajah yang salah satu lokasi cabangnya ada di dekat kantor saya, sehingga konsul dokter dapat dilakukan pada saat jam makan siang, Bismillah saya pergi kesana, dan dengan bawelnya, saya tanyakan semua yang saya ingin tahu kepada dokternya , saya pikir lebih baik dianggap cerewet daripada rugi diri sendiri, iya kan, udah mahal, terus nerima2 aja dikasih obat apapun, nggak lah yau...mending saya ambil cara alami saja walaupun lama..

Alhamdulillah, jawaban dokter tersebut cukup memuaskan saya, dan untungnya saya dapet dokter yang komunikatif, makanya saya berani melanjutkan deh. Intinya, masalah kulit saya menurut blio masih tergolong ringan, tapi memang harus dirawat, karena kalo dibiarkan bisa saja memberat, hmmm well, saya minta dia memberikan obat yang memang sesuai kebutuhan dan kondisi kulit wajah saya saja

So, ini hari ketiga saya menjalani perawatan, untung krim2 yang dikasih tidak banyak dan rumit, bahkan sama seperti saya melakukan rutinitas saya, pelembab ditambah sun screen, dan kalo malem pake krim malamnya (nah ini yang harus saya komit untuk tetap rajin, hihi).

Ya, we'll see deh, apakah benar Beauty is Pain akan berlaku dalam tahap ini, karena kalo menurut saya, yang saya lakukan so far tidak sakit, malahan saya jd pede gak pake bedak di kantor, hahaha, walopun awalnya sangat gak pede karena wajah saya terlihat agak mengilap dibanding biasa. Tapi dokter menyarankan untuk tetap aplikasikan eye shadow dan lipstick agar tetap terlihat segar dan gak keliatan kaya belum mandi, hihihihih...

Tujuan saya cuma menormalkan kulit saya kembali, gak sampe kepengen jadi putih atau yang lainnya, I just want my skin back...

So, temen-temen disini, ada yang sudah melakukan perawatan kulit tertentu seperti ini gak ya? Boleh donk di share... 

 

Monday, May 17, 2010

Devan in Hollywood Babes product




Berbarengan dengan acara Bunda dan kantor di Sapu Lidi Lembang, sorenya Ayah, Devan, Ninin, n Onty Dyan nyusul Bunda ke Bandung. Kita janjian ketemua di salah satu FO, Cascade. Hujan deras mengguyur Bandung sore harinya, sehingga sempat kena macet juga si Ayah ketika memasuki kota kembang itu.

Ketika jalan2 siy, kita gak terlalu banyak foto2 *tumbennnnnnnnnnn, karena si ayah lupa kamera nya, sementara si kamera pocket yang Bunda bawa entah kenapa ketinggalan melulu di hotel, krn Bunda pakai tas imut yang isinya cuma cukup untuk uang, cards, dan Hp, hehehe...

Di hari ke 3 di Bandung, Bunda janjian sm Teh Nita nya Hollywood Babes untuk tukerin celana denim nya yang Bunda beli tetapi kekecilan di Devan, sekalian emang Bunda udah nagih supaya Teh Nita fotoin Devan pas ketemuan, hihihi

Ternyata karena waktu yang terburu2, maap ya Teh Nit, hurry info banget, Teh Nita pun dateng ke hotel tempat Bunda menginap dan siap dengan kameranya, tapi ternyata Devan ngambek gak mau digantiin celananya, jadi semua di foto ini, celananya koleksi pribadi Devan, hihih, dasar anak2, kalo lagi gak mood, susyeeee :p

Ngambil lokasi foto di pool Novotel, baru juga 2x jepret kalo gak salah ya Teh, tyt Teh Nita lupa charge kameranya, huhuhu, jadi aja, pakenya kamera Devan dan dipotoin sm Tante Nita, hihihi, emaknya kekeuh sumeukeh harus Tante Nita yang potoin.
Nah, liat aja tuh hasilnya walopun pake kamera pocket biasa, pose2 Devan yang diambil tetep keliatan ok kok, huuuu dasar emak narsis, muji2 anaknya sendiri, hahahhahah

Thanks ya Teh Nita udah motoin Devan, sampe2 kita berdua lupa poto lohh, krn pertemuan yang singkat tp cukup berkesan lhooo, nanti kita ulang lg kalo Devan ke Bandung lagi yakk, sekalian mau kopdaran sama Zahra n Neng Aya, hehehehe