Monday, June 20, 2011

[Devan] Thypus

Awalnya jumat sore dapat bbm dari adek yang lg dititipin Devan, karena Bunda lai di Singapore, "Devan sumeng kak, keliatan lemes dan gak mau makan" itu bunyi bbm dari adek.

Bunda pikir ah paling hanya batpil karena cuaca recently sedang tidak menentu. Bunda juga pulang sabtu paginya. Devan ikut jemput di bandara, nampak gak ceria, dan menyambut mainan yang dibelikan jg tidak antusias seperti biasanya

Sabtu itu, Bunda juga tepar mungkin karena kecapean, dan ikutan demam sama kayak Devan, hadeuhhh, gak bener banget deh, mau ngurusin anak sakit malah ikutan sakit...

Suhu badannya Devan diukur udah 39.11der pagi itu, masih terus di observe, dan dipaksa untuk banyak minum. Saat demam itu, Devan belum BAB juga sejak jumat sore, padahal biasanya sehari 2x. Frek BAK jg sedikit, Devan nampak lemas dan hanya mau tiduran. Minggu pagi diukur suhunya 40.23, tadinya Bunda masih mau membiarkan tanpa parasetamol karena di suhu2 tersebut justru antibodinya sedang berperang melawan virusnya. Tapi Bunda gak tega, karena devan nampak semakin lemas, dan tidak mau makan samsek, dibikinin puding dan dingin juga dia menolak, padahal biasanya itu cemilan fave nya

Akhirnya karena suhu masih manteng di 40 der, Bunda kasih paracetamol, 2 jam kemudian turun ke 38.75 der. Minggu malam kembali naik lagi ke 39.55, Bunda masih biarkan tp sambil tetap observe, tidak ada batpil yang menyertai, belum BAB samsek, frek BAK semakin jarang, Devan nampak lemas dan maunya tidur saja. Karena Ayah bersikeras membawa ke dokter, akhirnya malam itu kita berangkat ke KMC (Kemang Medical Care), disana tidak ada DSA yang praktek karena hari Minggu, jadi diperiksa dr UGD. Sampe di KMC suhu diukur 38.90 der, diperiksa di bawah leher, ada pembengkakan tonsil kata dr UGD. Diberikan surat pengantar untuk cek darah, tapi digunakan untuk senin saja, karena menurut dr di UGD, sekarang pulang saja sambil di observe demamnya, kalo besok demam turun dan Devan masih lemas, harus segera cek darah, karena takutnya indikasi DB, karena salah satu ciri2 DB adalah ketika demam turun, si anak malah lemas luar biasa (cenderung letargi)...haduhh

Akhirnya malam itu, masih di observe, gak bisa tidur jadinya karena was was nungguin perkembangan Devan.

Senin pagi, Devan bangun, masih tampak lemas, minta BAK, tp sedikit banget volumenya, dan suhu diukur masih di 39.20, kasih paracetamol, dan siap2 ke RS lagi, sekalian prepare perlengkapannya, takutnya harus di rawat inap, saat itu yang terpikir di kepala gimana caranya sakitnya Devan ini ketauan dulu, kalopun harus rawat inap, perlengkapan sudah siap.

Ini foto Devan di mobil waktu mau ke RS KMC.

Senin, pkl. 10.00 meluncur ke KMC, rencana konsul sm DSA dulu, apakah harsu cek darah atau tidak. Sampai di KMC, tiba2 Devan minta makan rotinya, terus minum banyak air putihnya, dan suhunya diukur suster, 37.80, dan tiba2 dia ceria lagi, wowww, ada apakah ini?

Gak lama, pkl. 12.00 DSA datang, Devan dapet no 1, ya iyalah nunggu dari jam 10.45 gituuu.
Devan di periksa, demamnya sudah turun, dan dia kembali cerewet, back to normal, lega banget perasaan...
DSA nya bilang, harus tetap di observe, karena takutnya Devan ceria sementara karena dorongan pikirannya, karena ada kekhawatiran tertentu yang kita belum tau...wah..wah seneng banget deh konsul sm DSA ini, selain komunikatif, dia juga jelaskan dr sisi psikologis mental anak.

So, stelah konsul, kita pulang dengan kondisi Devan yang sudah ceria, mau makan minum dan suhu tubuhnya yang berangsur normal.

Sampai di rumah, seperti pesan DSA nya, kalo Devan tidak boleh langsung aktivitas spt biasa, maka Bunda tetep observe perkembangannya dari jam ke jam.

Bener aja, Devan tidur siang dan bangun pkl. 17.30, tiba2 teriak Bundaaaa dari kamarnya, pas disamperin, dia terlihat lemas lagi, dan suhu badannya naik lagi, 39.70der, duh ya Allah ada apakah ini? Bingung, beneran bingung saat itu, dulu Devan pernah demam 5 hari, tetapi ada batpil, sehingga Bunda tidak sekhawatir sekarang. Akhirnya telp Ayah, dan Ayah minta kami siap2, memutuskan untuk cek darah saja, karena dia sudah bbm DSA yang td siang kami konsul.

Sampai di KMC, DSA udah ga ada, tp dia pesan sm suster untuk urus Devan cek darah, dan nanti hasilnya akan di bacakan lewat telepon, bersyukur banget dapat DSA yang kooperatif dan mudah dihubungi saat kondisi emergency seperti kmrn itu.

Di ambil darahnya, pkl. 20.30 di KMC, yang harus di cek di lembar surat pengantar lab nya, Dengue (igm,igg), tifoid, urin lengkap.


Hasilnya keluar 1.5 jam kemudian, dan kaget juga dibacakan hasilnya sm dr UGD dan DSA, ternyata Devan low positif tifoid, indeksnya 5, sedangkan keterangan rujukan di hasil lab nya, 4-5 itu low positif tifoid, >6 strong positif tifoid.

Menurut DSA, Devan terkena thypus, tetapi kondisinya tidak terlalu mengkhawatrikan, dan karena melihat kondisi mentalnya, DSA menyarankan untuk rawat di rumah saja, treatment dengan makanan lunak dan tidak boleh mengandung serat tinggi seperti sayuran, agar2 berserat tinggi, dan buah2an yang mengandung serat tinggi.

Devan juga harus istirahat total, tidak boleh main yang menggunakan aktivitas fisik yang berlebihan, kaya lari2an, main otoped, main bola

Ini yang Bunda sempat bingung, karena akan sulit sekali melarang Devan untuk tidak beraktivitas, tapi DSA tetap menyarankan untuk di rawat di rumah, karena akan lebih mempercepat proses penyembuhannya

Ok then, kami bawa Devan pulang malam itu, dan Bunda besoknya masuk kantor sehari, untuk minta izin cuti sama Bos merawat Devan selama di rumah, karena harus dalam pengawasan ketat terutama untuk membatasi aktivitasnya.

Selama 3 hari cuti, banyak yang Bunda temukan di rumah, diantaranya art yang selama ini mearwat Devan kalo Bunda kerja, ternyata tidak higienis dalam mencuci peralatan makan Devan, kemudian dia juga banyak berbohong ketika ditanya keseharian Devan, ada 2x Devan jatuh di sekolah dan kejedot pintu jemputan sampe dagunya memar dan dia gak bilang sama Bunda

Dalam 3 hari itu pula, Bunda temukan si art ini susah sekali dibilangin untuk gak jorok, untuk selalu cuci tangan sebelum nyuapin Devan, akhirnya Bunda ambil kesimpulan, inilah salah satu faktor penyebab thypusnya Devan, karena selama ini makanan Devan selalu homemade, tidak pernah jajan, makan juga teratur dan dengan nutrisi yang diperhatikan pastinya.

Akhirnya, telepon asisten lama yang waktu itu minta kerjaan, tapi  Bunda tolak karena udah ada si art yang di rumah itu, Alhamdulillah masih available, segera minta dia kembali ke rumah, Alhamdulillah minggu pagi lalu dia udah di rumah, dan art yang lama jg udah bunda pulangin malam minggunya.

Senin lalu, Devan kontrol lagi ke KMC, dan Alhamdulillah hasilnya menggembirakan, fase tifoidnya sudah lewat, dan hatinya juga sudah kembali normal. Ohya lupa diinfo, menurut dsa nya saat thypus, si penderita akan mengalami pembesaran hati (liver), haduhhh ini bikin Bunda deg2an dan marah banget dengan kondisi kenapa Devan bs kena penyakit ini.

Alhamdulillah dsa info saat kontrol senin itu, semua sudah kembali normal, dalam 2-3 hari Devan sudah bisa makan nasi kembali, dan beraktivitas seperti biasa, tetapi tetap tidak boleh di forsir. Makasih ya Allah, ternyata semua bisa dilewati dengan baik...

Di rumah pun, sudah kembali normal, art yang sudah merawat Devan sejak dia umur 1 tahun sudah kembali, Bunda juga sudah bisa bekerja dengan tenang, Alhamdulillahhh...

Hikmah dari semua kejadian ini, sesibuk apapun di luar rumah, sebagai ibu bekerja, tetap tidak bisa mempercayakan sepenuhnya kepada asisten di rumah, walopun Devan beranjak besar, perhatian dan periksa rutin tetap harus berjalan seperti biasa, Alhamdulillah masih bisa melewati semua dengan baik...

Sehat-sehat ya Devanku, Bunda paling sedih dan khawatir kalo Devan sakit...