Saturday, February 26, 2011

[Bunda] Seminar parenting: Komunikasi pengasuhan anak

Sejak terima email dari salah satu anggota milis Sakura, komplek tempat Bunda tinggal, yg bertemakan: mendidik anak di era digital, bacanya sampe merinding2 dan berkali2 ngucap astagfirullah, bahkan sampai nangis, krn disitu diceritakan kisah2 nyata dan fakta ttg anak2 usia belia yg sudah terjebak dalam seks bebas, menyedihkaann

Nah setelah baca email itu, sempat twit, dan ada info dari Nia salah satu sahabat di Circle Moms ttg seminar pengasuhan anak yang akan dibawakan oleh Ibu Elly Risman.
Tanpa pikir panjang, diskusi dengan si ayah, cek skedul, dan Alhamdulillah bs ikut 2 dari sesi yg diadakan, sebenarnya ingin ikut 3 sesi, tapi sesi 2 di bln maret tanggalnya bertepatan dengan jadwal training bunda dan ayah pun akan trip ke china di tgl itu.

Nah, pagi tadi kami menghadiri sesi seminar tentang Komunikasi Pengasuhan Anak yg dibawakan oleh Ibu Elly Risman, beliau adalah seorang praktisi pengasuhan anak yang sudah berjibaku sekitar 10 tahunan ttg ilmu parenting yang berkaitan dengan seks bebas di kalangan usia belia.

Berikut rangkuman dari seminar tsb:

Di awal seminar, bu Elly bertanya siapa yg dulunya sekolah jadi ibu dan jadi ayah? Tentu saja kami semua menjawab tidak ada :)
Dan setelah itu, bu Elly menjelaskan sedikit prolog knp sih seminar atau pelatihan yg berkaitan dengan pengasuhan anak itu diperlukan, ya karena itu td jadi ortu itu tidak ada sekolahnya. Dan setiap ortu harus mengerti tahapan perkembangan anak agar dapat melalui semua fase dengan proses yang baik, dan si anak tumbuh jadi anak yang punya kepribadian positif, mandiri, disiplin, dan taat pada Tuhannya.

Dan sebelum kita mendidik dan mengajari anak, sangat dianjurkan untuk melihat jauh ke dalam diri kita, artinya disini kita dituntut untuk kenal lebih dulu dengan diri kita, kenali kelebihan dan kekurangan diri kita, dan tanamkan baik2 untuk tidak mengulang kesalahan pengasuhan yang sama dengan apa yang dahulu dilakukan ortu kita di jamannya.
Karena mendidik anak sesuai jamannya adalah penting, agar si anak tumbuh sesuai dengan tuntutan zaman tentunya dengan sikap dan konsep diri yang kuat agar tidak terpengaruh hal2 yang negatif yang dapat menyebabkan si anak terjerumus kedalam hal2 yang tidak sesuai dengan norma agama

Konsep pengasuhan yang paling dasar adalah komunikasi atau bagaimana kita bicara, kita ngomong dengan anak kita. Ngomong terlihat mudah memang, karena setiap hari juga dalam berinteraksi dengan siapapun, kita ngomong.

Tetapi, bicara atau ngomong seperti apa yang harus kita lakukan terhadap anak kita didalam masa pertumbuhannya.

Ini aku ringkas aja yak, karena kalo mau dijelaskan satu persatu dari mulai fenomena2 yang terjadi sekarang ini dalam pengasuhan anak, bakalan panjang, huehehehehe

Menurut ibu Elly Risman Psi. berikut ini adalah cara2 yang dapat kita terapkan dalam pola pangasuhan anak berkaitan dengan cara bicara atau ngomong itu tadi:

1. Berbicara pada anak tidak dengan tergesa-gesa, buatlah perencanaan yang proper
  
Contoh sederhana yang diberikan beliau adalah: membuat plan makanan untuk 1 minggu, lakukan duduk bersama anak, kemudian tanyakan si anak untuk jadwal makanannya, mulai sarapan, makan siang, dan makan malam, masukkan semua dalam list, kemudian periksa stoknya di rumah, bila tidak ada, ajak anak berbelanja, jadi sekalian mengajarkan tanggung jawab, juga ada ilmu matematikanya saat berbelanja kita dpt mengajarkan ttg berat, jenis, kemasan si bahan makanan itu tadi.

*menurutku ini applicable untuk anak di usia mulai 3 tahun ya, karena Devan sudah bisa memilih ketika diajak ke supermarket.

Makin besar, dapat kita kasih jatah jajan, untuk belajar bertanggung jawab terhadap jatah tersebut, misal boleh meilih yg lain diluar list belanja, tetapi hanya Rp, 5rb, nah menurut ibu elly, biasanya si anak akan muter2 di supermarket untuk memilih2 mana saja makanan seharga 5rb, tetapi misal bs dapat banyak, hihihi, biasanya kan anak begitu ya, tetapi gpp walopun lama, kata Ibu Elly itu proses berfikir mereka, mengajarkan logika kepada mereka untuk membuat pilihan dan keputusan

Nah, ketika dalam seminggu anak misalnya ada yg tidak mematuhi pilihannya sendiri, kita harus konsisten untuk tidak mengikuti kemauannya, disitu anak belajar tanggung jawab terhadap keputusannya, dan belajar juga tentang konsekuensi


2. Kenali diri sendiri (look in) dan lawan bicara kita, begitupun ketika kita berbicara kepada anak

Menurut beliau, ini sangat penting, kita harus melihat dalam diri kita sendiri dulu, maksudnya apakah menurut kita sendiri, pola pengasuhan yang diajarkan oleh ortu kita dahulu menghasilkan pribadi yang percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, positif.
Dalam hal ini, kami peserta seminar diminta menuliskan hal2 yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan kami. Ketika selesai, sebagian besar peserta seminar mengakui lebih sulit menuliskan kelebihan dibandingkan kekurangan.
Dari sini Ibu elly menyimpulkan, biasanya itu terjadi bila konsep diri si pribadi kurang, membuatnya tidak percaya diri.
Oleh karena itu, penting sekali untuk membuat konsep diri yang kuat, agar si anak menjadi pribadi yang percaya diri, bertanggung jawab, disiplin dan positif.

3. Ingatlah bahwa setiap individu adalah UNIK

Maksud disini, tidak baik kita membanding2kan anak dengan anak lain jika kita sedang berbicara dalam hal apapun juga, walopun sedang marah.
Membandin2kan anak dengana nak lain dapat membuat kepercayaan si anak pudar.

4. Pahami antara kebutuhan dan kemauan si anak adalah : BEDA

maksud disini, terkadang yang terjadi sehari2, kita suka memaksakan kehendak kita terhadap si anak.
contoh: kk / ade minum susu sekarang, padahal si anak hanya minta air putih misalnya.
Jadi berikan pilihan, dan biarkan si anak memilih dari pilihan yang kita berikan, kemudian hargai pilihannya, walopun misalnya pilihannya tidak sesuai dengan kita
Misal : memilih baju untuk pergi, memilih menu makanan ketika di resto, etc

5. Baca bahasa tubuh,
karena itu tidak pernah berbohong dan bahasa tubuh berbicara lebih nyaring drpd kata-kata

Maksudnya, pahami anak dari bahasa tubuhnya, misal, pulang sekolah sedang kesal, tapi gak mau bicara kenapa dia kesal, pancing si anak dengan menanggapinya dengan bahasa perasaan. "kakak lagi kesal ya?", si kakak menjawab, nggak, "kok wajahnya sedih?", "lagi kesal dengan teman di sekolah?", "oh atau kakak lapar ya?", "atau dihukum di sekolah?"
Kemukakan dengan memancingnya dengan pertanyaan2 yang berkaitan dengan perasaanya yang tampak dari bahasa tubuhnya, sehingga si anak akan berbicara dan keluar semua yang dia rasakan.

6. Hindari kata-kata yang berisi 12 gaya bahasa yang salah

mengkritik, perintah, membandingkan, mencap (labelling), mengancam, meremehkan, menyalahkan, membohongi, menasehati, menghibur, menyindir, menganalisa

Karena dengan kata2 tersebut membuat konsep diri anak menjadi rendah

7. Masalah siapa, anak atau ortu?

Tentukan masalah siapa, anak atau ortu, bila memang mslh anak, biarkan anak belajar konsekuensinya, krn itu akan membuat anak berfikir, memilih, dan mengambil keputusan.

8. Mendengar aktif

Dengarkan secara aktif, dalam setiap situasi yg dihadapi anak, apalagi ketika dia sedang bersedih, krn pd dasarnya, saat dia sedih, dia hanya butuh untuk didengarkan dan diterima

9. Sampaikan pesan "SAYA"

Samapaikan pesan SAYA, untuk memberitahukan si anak, bahwa kita marah adalah sebab kelakuannya bukan dengan dirinya

Contoh: bunda marah sm kamu krn kamu tidak membereskan mainan, akibatnya rumah berantakan
Bukan dengan kata2, contoh: "kamu bandel siy, ga pernah dengar omongan bunda, kan bunda sudah berkali2 bilang untuk beresin mainan, nt bunda bilang ke ayaha ya kl kamu bandel"

Nah, itu tadi tips2 yang diberikan ibu Elly Risman bagaimana kita berkomunikasi dengan anak.

Berat banget ternyata, walopun cuma sekedar tentang ngomong, hehehehe
Tapi setelah ikutan seminar itu, Bunda sm Ayah kembali diskusi di mobil, dan sepakat merubah pelan2 apa yang sekarang masih susah di ubah dari gaya bahasa kami terhadap Devan.

Owyah, Bu Elly jg bilang, kita boleh marah, karena kalo nggak, ntar kena stroke, hihihi, tapi tentunya marah yang punya tujuan, bukan sekedar ngecap yang ujungnya asal marah dan mengeluarkan kata2 yang tidak sepatutnya didengar si anak yang dapat menyebabkan konsep dirinya terganggu.

Hmmm, jadi orangtua adalah tantangan tersendiri

Bismillah, semoga bisa mengaplikasikan semua yang baik dengan cara kita masing2 deh

40 comments:

  1. tku bun bocorannya berguna bgt nich :D

    ReplyDelete
  2. selamat membaca, hahahah, panjang aja yaaa...akupun masih mencoba untuk berubah, pe er bangetttt :D

    ReplyDelete
  3. top deh mbak winda *4 jempol*
    aku sesi 2 ikut... sesi 3 malah gak ikutt...
    sayang gak bisa ketemuan ya kemaren... aku telat trus pulang duluan gara2 udah dijemput hehe

    ReplyDelete
  4. sama win, abis dari seminar kemarin aku sama si ayah belajar pelan2 untuk praktekin... butuh kesabaran bangeeeetttt, insyaAllah yaa sama2 belajar kita..
    oh iya, skrg aku kl nyusuin raffa ga boleh sambil bb-an ma si ayah hahahaha.... :D

    ReplyDelete
  5. hehehe.. makasiiiiiiii........ silakan dibaca2 niy, berguna bangett ...

    ReplyDelete
  6. hahaha... hai.. salam kenal ...

    jd kmrn pada datang dgn suami yaa...

    ReplyDelete
  7. Jadi ikut seminar berdua ya, enak nih kalo ikut seminar berdua,
    jadi sama2 bisa menerapkan

    ReplyDelete
  8. hahahaha, hasil fresh pas banget abis seminar neh, langsung ngetik di bb trs save as draft, nahh baru skr tuh lengkap, ehh gak lengkap jg siyy, krn sesi tanya jawab gak aku post, udah di post sm mama dhanik juga kok *lirik mba annie :)

    Yahh, batal deh kita ketemuan, aku ikuitnya sesi 3 Ci...

    ReplyDelete
  9. Perasaan kayaknya gampang ya Win, tapi pas diterapin koq rada susah jg.
    TFS ya Win, buat pelajaran gw juga nih di rumah sama krucils...

    ReplyDelete
  10. bagus banget ya bun....kapan ya ada seminar kaya gini lagi?

    ReplyDelete
  11. iya Fit, untungnya si Ayah kooperatif banget, Alhamdulillah sampe sekarang masih mencoba konsisten untuk saling bantu dalam pola pengasuhan anak ini :)

    ReplyDelete
  12. iya Mbak May, hehehe, diusahakan untuk berdua, Insya Allah nanti sesi 3 juga..:) tujuannya ya bs sama2 konsisten menerapakan itu...

    ReplyDelete
  13. iya mbak, memang sengaja tujuannya agar bisa menerapkan sama2 dan konsisten :)

    ReplyDelete
  14. TFS mbak..kadang aku juga sering kesel kalo lg ngajak adam belanja, dia muteeerr sambil mandangin di rak-rak sampe lama padahal cuma mau beli 1 barang aja (karena emang dibolehinnya cuma 1 barang yang paling dia pengen)..ternyata itu proses berfikirnya mereka..

    ReplyDelete
  15. silahkan, sebarkan ilmu walopun satu ayat :)

    ReplyDelete
  16. silahkan, sebarkan ilmu walopun satu ayat :)

    ReplyDelete
  17. praketeknya susahhhhhh, butuh stok sabar segunung :D

    ReplyDelete
  18. ada 3 sesi smuanya ma, tapi aku hanya ikutan 2 sesi, jd sejak feb, maret, april, yg sesi 2 maret, gak bisa ikutan

    ReplyDelete
  19. ada 3 sesi smuanya ma, tapi aku hanya ikutan 2 sesi, jd sejak feb, maret, april, yg sesi 2 maret, gak bisa ikutan

    ReplyDelete
  20. TFS mba winda...kuncinya adalah komunikasi ya...banyak nih yg juga harus sy perbaiki...misalnya kadang sy msh suka keceplosan ngomelin si ayah depan anak2...hiks

    ReplyDelete
  21. yup bener nel, justru proses berfikir mereka dimulai sejak itu :), sooo emang stok sabar segunung yg harus kita miliki :D

    ReplyDelete
  22. iya sama dee, dan menurut ibu elly memang gak gampang, tapi gpp, yg penting kita mau berubah ya...:)

    ReplyDelete
  23. td juga baca di mak suci. semakin masuk ilmunya eh semakin tertohok ding hahhahha

    ReplyDelete
  24. tfs bund, sepertinya banyak nich yg hrs aku perbaiki....
    jd orang tua itu ngga ada sekolahnya...tp kita mau ngga mau langsung praktek.harus terus belajar nich....

    ReplyDelete
  25. hihihi, tenang mak, dibawa enjoy n santai aja, kan sperti yang ditulis suci, kutipan dari Ibu Elly, jika hati senang, otak menyerap lebih banyak :)yuhu

    ReplyDelete
  26. yup, setuju mak, yg penting kita mau belajar, dan mau berubah :)

    ReplyDelete
  27. Being parents is never ending learning! Happy parenting buat semuanyaaaa :)

    ReplyDelete
  28. tengku bunda....mantap banget sharingan ilmunya....:)

    ReplyDelete
  29. benerr bangettt Na, smoga slalu diinget apa2 yg udah dipelajari dan gak kalah sm emosi, hihihi

    ReplyDelete
  30. sama2 Okta, sbg reminder juga buatku nehh :)

    ReplyDelete
  31. Waa..makasih ya mbak, musti di-evaluasi satu-satu neh
    mudah-mudahan kita semua tetep semangat buat belajar jadi orang tua terbaik untuk anak-anak kita ^_^

    ReplyDelete
  32. Tadinya gw jg mau dtng tuh seminar ini tp berhubung masih tepar jadi batal deh, pdh pembicaranya Bu Elly ya. Tfs this ya bun, jd terobati ;)

    ReplyDelete
  33. Mohon izin publikasi acara....

    Anak anda manis, lucu, cerdas, pintar, dan berbakat. Namun yakinkah anda bahwa semua potensi anak anda sudah terungkap?

    Tingkatkan pengetahuan anda mengenai stimulasi pada anak usia dini, imunisasi pada anak, tanggapan yang salah mengenai imunisasi, peranan nutrisi dalam menunjang tumbuh kembang anak, serta workshop teknik memijat bayi dengan me...nghadiri acara Optimalisasi Potensi Terbaik Anak (OPTA) yang diisi oleh pakar - pakar kesehatan anak dari FKUI-RSCM.

    29 Oktober 2011
    Gedung IASTH Lantai 7
    Jalan Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10430
    Sebelah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

    Harga Tiket
    Early Bird (sebelum 10 Oktober 2011): Rp. 100.000,-
    Regular / on the spot: Rp. 125.000,-

    Setiap peserta akan mendapatkan gratis:
    Snack & Lunch
    VCD Pijat Bayi
    Goodies bag berisi perlengkapan perawatan anak
    Puluhan hadiah dan door prize menarik lainnya.

    Acara ini dipersembahkan oleh Panitia Pelantikan Lulusan Dokter (PLD) 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dan Johnson & Johnson Indonesia.

    Info lebih lengkap: kunjungi http://seminaropta.webs.com/

    ReplyDelete