Tuesday, March 22, 2011

[Bunda] Detik-detik kehilangan itu

Jumat, 18 march 2011

Bangun pagi2 dengan kepala super duper pening, dan terasa basah dibawah sana, ada apa ya, penasaran langsung lari ke toilet. Si ayah yang sudah siap2 ke kantor pun masuk kembali. Ya Allah, ternyata flek berwarna kecoklatan dalam jumlah yang sangat banyak sudah terpampang disana, sedihhhh, dan feeling sudah sangat jelek. Aku harus menghadapi sekali lagi kehilangan itu.

Ayah menawarkan ke RS, tp krn prof marsis baru praktek malam pk. 19, aku enggan ke RS saat itu. Aku masih berharap flek2 ini akan hilang. Dan aku memutuskan untuk tidur saja gak banyak bergerak dan hanya turun bed bila mau ke toilet.

Nafsu makan juga gak ada sama sekali, akhirnya memutuskan untuk tidur dengan mata sembab. Tiba2 jadi sensi sekaliii saat itu. Ayah tetap memutuskan ke kantor krn ada meeting penting, krn ayah seharusnya pergi ke China untuk training hari minggu, 19 maretnya. Tiba2 juga aku merasa sedih sekaliii krn mau ditinggal, krn aku pernah meminta ayah untuk tidak pergi, lantaran aku ingin ditemani selama bedrest dirumah, tapi ayah bilang trip itu penting sekali, ya sudah aku mengalah, walaupun sedihhh...

Terbangun lagi pkl. 10.30, krn mulai merasa lapar, tapi tetap malas makan, akhirnya hanya minta tolong Devan untuk ambil sekotak susu coklat dingin, aahh lumayan melegakan. Devan menemani selama aku di bed sambil membawa mainan dan bukunya di bed disampingku.
Berasa ingin buang air kecil lg, aku melangkah ke toilet, langsung kaget karena saat itu darah segar sudah memenuhi panty liner yang kupakai. Aku sudah yakin, aku keguguran :(((

Masih belum info Ayah, masih memutuskan menunggu dulu saja sebelum ke RS, karena ini mirip sekali dengan kejadiaan bleeding pertama di Juli 2006. Akhirnya aku menangis lagi di bed, Devan yang lihat saat itu sibuk gosok2 perutku dengan minyak telonnya, krn kubilang aku sakit perut.

Pkl. 13.45 aku putuskan memberitahu ayah ttg apa yang terjadi, ayah kaget dan segera memutuskan untuk pulang ke rumah dan membawaku ke RS, tp krn posisi ayah di serpong, rasanya lebih cepat bila aku naik taxi. Akhirnya aku memesan taxi dan 15 menit kemudian taxi datang. Aku segera ke rs, selama di perjalanan, aku sibuk bbm an dengan sahabatku untuk menyelimurkan rasa mulas di perut dan sesak di dada krn terlalu banyak menangis.

Sampai di Rs, aku segera naik ke menuju ruangan ODC, yang sebelumnya sudah dirujuk oleh suster melalui telepon ketika aku telepon menceritakan kondisiku...

Aku sudah tidak bisa menangis, lantaran dada yang sesak dan mata yang super sembab sampe2 melihatpun rada2 samar2.

Aku langsung disuruh berbaring oleh suster, dan di ☑ jumlah fleknya. Dia memutuskan menelepon prof marsis untuk melaporkan keadaanku.

Gak lama ayah datang, wajahnya tampak panik dan sedih, tetapi tetap mencoba meyakinkanku bahwa ini bulan rejeki kami, dan dia meminta aku untuk tidak bersedih lagi :((

Suster datang kemudian memintaku menerangkan apa yg terjadi, kemudian minta aku untuk tidak makan apabila memang kuretase akan dilakukan.

Pkl. 18.30 prof marsis datang, dan aku langsung diantar ke ruangan USG, sungguh aku sudah tidak dapat menangis lagi, hanya diam memandangi layar usg, dimana si prof menginformasikan bayiku tidak bertahan, janinku pecah dan bentuknya sudah tidak karuan, detak jantungnya pun sudah tidak ada. Aku tau aku sangat sedih dan depresi, sampai2 aku sudah tidak bisa menangis lagi. Prof meminta suster menyiapkan ruangan operasi, karena kuretase akan dilakukan pkl. 20.00.

Aku kembali dibawa ke kamarku, kemudian selang setengah  dokter anestesi datang, untuk kembali mencari venaku.
Aku sudah tidak merasakan apa2 ketika jarum ditusukkan ke punggung tanganku, dan lagi2 gagal, karena venaku pecah. Tusukan kedua akhirnya berhasil, suster segera memasangkan tabung kecil yang tersambung ke jarum yang sudah menancap manis di punggung tanganku, semua obat2an akan dimasukkan melalui tabung tsb nantinya.

Aku terkulai pasrah, tidak bisa memikirkan apapun, aku sibuk berkilas balik ke thn 2006 lalu dengan kejadian yang sama, seperti de javu rasanya.

Tak lama aku didorong ke ruang operasi, dan setelah bius total disuntikkan, hanya bbrp detik setelahnya aku sudah gak ingat apa2.

Pkl. 20.35, aku mencoba membuka mataku yang terasa sangat berat, tapi aku tau aku harus bangun, aku sempat takut gak bangun lagi soalnya kalo aku tidak berusaha membuka mata saat itu juga.

Dingin, putih dimana2, terasa damai, dan tak sadar aku menitikkan air mata, ya Allah, aku telah kehilangan bayiku untuk kedua kaliny :(((

Tak lama ayah masuk menghampiriku dan mengelus2 rambutku, "sabar ya Bunda, ini ujian", aku cuma menganggukkan kepala dan kembali memejamkan mataku.

Aku mengingat2 semua yang sudah terjadi, cepat sekali, dan seperti mimpi rasanya.

Aku diajak ngobrol agar segera pulih, tak lama suster masuk, dan meminta aku untuk duduk. Dia menawarkan apakah aku akan menginap atau pulang, aku memilih pulang. Aku lebih merasa damai dirumah, aku trauma dengan semua yang ada ditempat itu.

Rasa mulas dan perih berkejaran diperutku, tapi aku merasa perih yang amat sangat didalam hati. Aku down di level yang terendah, mentalku drop sampai gak bisa berfikir apapun.

Yang aku mau saat itu hanya tertidur, dan bangun, berharap itu mimpi.
Semua kesakitan itu aku inginkan segera hilang, ya Allah, tak henti aku memanggil namaMu memohon kekuatan. Kekuatan agar tetap sadar, masih ada anak dan suami tercinta yang mengharapkanku untuk segera pulih dari semua kesakitan ini...

Pkl. 24.30, setelah semua admin beres, dan aku sudah bs duduk, makan, dan minum, aku berlatih untuk turun dari bed, dan memakai bajuku sendiri.

Kelelahan fisik dan mental ini kurasakan sempurna, sampai aku sudah tidak peduli sekitarku, aku hanya ingin pulang dan tidur.

Perjalanan di mobil begitu menyiksa, perutku perih dan sangat mual, aku gak bicara sepatah katapun, walaupun ayah menanyakan banyak hal dan sibuk menenangkanku, aku hanya diam tak bergeming.

Saat itu aku merasa akan gila rasanya :(((, tapi aku masih terus mengucap namaNya memohon kesadaran, memohon agar aku tidak gila dengan semua kejadian ini.

Sampai di rumah, aku segera putuskan untuk tidur, tetapi sakit dan perih di perutku rupanya belum selesai menyiksaku. Aku masih tidak bisa menangis, semua airmata itu rasanya sudah habis.

Setelah hampir subuh berjuang dengan rasa perih, akhirnya aku bisa terlelap, dan kembali bangun, karena suara Devan memanggilku.

Ayah mencium keningku, dan membawa sarapan ke kamar, "ayah suapin ya, bunda harus makan, karena harus minum obat"

Aku menurut, dan menelan semua makanan yang disuapi tanpa tau rasanya kayak apa, aku sudah tidak peduli. Bahkan sambil menyuapiku, ayah cerita sudah mengubur sisa janin yang semalam dibawa dari RS, aku tetap tak bergeming, hanya menatap ayah yang bercerita. Dia juga bilang batal pergi, karena tidak tega meninggalkanku dalam kondisi begini.

Hari demi hari aku jalani, sambil terus menyebut namaNya, tetap memohon kesadaran pikiran, karena aku merasa aku tidak berpijak ditempatku, aku masih merasa melayang2. Sesaat sadar dan sudah bisa tertawa, tetapi saat kemudian aku sedihhh sekali, aah entahlah..perasaan apa namanya seperti ini..aku butuh waktu pastinya untuk kembali normal sebagai "aku".

Kunjungan teman2, tetangga, keluarga, ucapan simpati, dukungan dan doa sangat2 aku hargai, terima kasihku terdalam untuk suamiku dan anakku tercinta, keluarga, sahabat2, dan teman2...

♥ ♥ Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, selamat jalan bayiku sayang, walaupun hanya memilikimu sebentar saja, sayang ini tidak akan pernah pudar, semoga kita bertemu disaat yang lebih indah nanti..Bunda loves U much!! ♥ ♥

35 comments:

  1. Innalilahi wa inna ilaihi rojiun.. istirahat ya teh.. Allah udah siapin kebahagiaan setelah ini.. *big hugs*

    ReplyDelete
  2. Innalillahi. Peluk mb Winda erat erat.

    ReplyDelete
  3. Innalillahi wa inna illaihirojiun..
    Turut bersedih win..
    Take ur time to heal
    *peluk

    ReplyDelete
  4. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.. Wiiiin.. Sabar ya say.. Pasti ada rencana Allah yg baik dibalik semua ini.. :) *kiss kiss..*

    ReplyDelete
  5. turut bersedih ya mba winda..semoga Allah menggantinya disuatu saat yg tepat.amin..

    ReplyDelete
  6. aku nangis...sediiih *peluk mbak winda*
    smoga dikasih kekuatan ya mbak

    ReplyDelete
  7. *peluk winda*smoga kesedihan segera hilang, dan segera pulih ya wind...

    ReplyDelete
  8. *mewek*
    cuman bisa peluk erat Winda, semoga ALLAH akan menggantikan dengan kehamilan yg sehat

    ReplyDelete
  9. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un...
    Yg sabar ya win, semoga elo selalu diberikan kekuatan dan keikhlasan menghadapi semua ini. Cepet pulih ya.

    ReplyDelete
  10. ikut berduka cita bunda devan...*speechless*
    peluk eratttt bunda devan. Tuhan memberkatimu

    ReplyDelete
  11. turut berduka cita ya mba.. yg kuat ya menghadapi ujian ini..

    ReplyDelete
  12. turut sedih bunda #hug#

    semoga bunda diberiNYA kekuatan dan penghiburan melewati masa sulit ini ya
    pasti berat..

    GBU bunda

    ReplyDelete
  13. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un...
    ikhlasin yah win... pasti nanti dapat gantinya .
    Allah punya rencana yg lebih baik.. *peluk winda

    ReplyDelete
  14. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun....
    aku ngerti banget perasaan mbak winda saat ini, aku pernah merasakannya juga 2 kali..yg terakhir tepat 1 thn yg lalu, bulan maret 2010...janinku berakhir di meja operasi (kuretasi)...alhamdulillah setelah 3 bulan hamil lagi, dan sekarang udah 33 minggu...

    yang sabar ya mbak winda, ini yang terbaik menurut Alloh....pasti ada hikmah dibalik ini semua dan Insya Alloh akan diganti dgn yang lebih baik lagi....
    *peluuuuk

    ReplyDelete
  15. cepat pulih ya mbak.. semuanya...
    peluk erat

    ReplyDelete
  16. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un..
    semoga Allah memberikan pahala yang setimpal atas kesabaran Mbak dan keluarga

    ReplyDelete
  17. Innalillahi Wa inna ilaihi Rajiun ...
    Peluk Winda... sabar dan terus berdoa ya sayang...

    ReplyDelete
  18. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun..
    Yg sabar ya, Winda sayang. Semoga Allah memberikan yang terbaik buat si dede disana dan semoga Allah akan segera menggantikannya.
    Huugggsss......

    ReplyDelete
  19. asli mewek, baca kata demi kata yang demikian panjang terurai dalam sebuah petikan story mu bu....
    serasa dalam situasi tsb, sedihhhh pastinya....

    speechless....

    yang pasti insya allah, apa yg terjadi saat ini sudah kehendak Allah...

    semoga dirimu senantiasa diberi keikhlasan dan kesabaran ya bu...

    insya allah amin...

    miss u...

    ReplyDelete
  20. Innalillahi wa inn ilaihi rojiun...dari tadi mo nangis ga' bisa2 akhirnya airmata keluar juga baca tulisan ini..yang tabah ya mbak win..

    ReplyDelete
  21. *pelukkkkkkkkkkk

    Sabar ya mbak'..pasti akan ada jalan yang lebih indah untuk dirimu,mas tyo dan devan.. Sabar ya mbak'ku...hugsssssssss

    ReplyDelete
  22. aaaah kau membuatku menangis lagi :(((

    ReplyDelete
  23. All best friends: amiiinnn, terima kasih atas doanya, dukungan moral, terima kasih tak terhingga, karena dukungan teman dan sahabat yang insya اللّهِ slalu membuat aku kuat. Semoga semua kejadian ini membawa hikmah yang baik buatku, amiiinnn *peluksatupersatu*

    Mba Q: u're kinda sista to me, makasih yaaaa, pelukkkkkkkk

    ReplyDelete
  24. Windaaaa...maafkaaaannn baru baca berita sedih ini...... *HUGS*

    sabar ya Win..sabar.....semua akan indah pada waktu-nya Win.. *peluk Winda lagiiii*

    ReplyDelete
  25. windaaaaa ... mewek gw bacany ...
    yg sabar yaaa daling ... your husband was right, ini cobaaan and I know you can pass through this obstacle ... i love you windaaa .. wish I could be there with you and help you by your side ... hugs and kisses from me and jabo :D

    ReplyDelete
  26. dah beberapa hari baca... hiks, kebayang banget deh prosesnya :(

    semoga dikuatkan yaaa bunda sayaaangg..................

    ReplyDelete
  27. ih aku jadi nangis lagi...baru baca *akibat makan siang duduk manis dimeja jadi jalan2 ke MP *

    see you soon ya mbak... miss you like kreziiiiiiiiiiiiiiiii *hugs*

    ReplyDelete
  28. akupun menangis lagi.. :'(
    ini yang terbaik ya mba', insyaAllah dikasih gantinya yang lebih baik.. Amin..
    *peyuks*

    ReplyDelete
  29. iya gpp Tin, udah ikhlas, dan Alhamdulillah sudah recovery juga kok, life must go on :)

    ReplyDelete
  30. *nangis* sedih banget Wind, tapi lo tegar banget

    ReplyDelete
  31. Mba winda, aku br tau nih. Tabah selalu ya mba...smg cpt dberikan penggantinya. Dokter ga ngasih penjelasan apa2 ya mba

    ReplyDelete
  32. hi Ira, gpp kok Ra :), iya kmrn penjelasan untuk kejadian keguguran yang aku alami itu, karena plasenta solusio, mungkin krn pd saat konsepsi terjadi, aku lagi capek2nya dan sempet gak teratur juga makannya dan gak jaga kesehatan...anyway aku sudah ikhlas Ra, insya Allah nanti diberikan pengganti yang lebih baik, amiinnn :), makasih yaaa

    ReplyDelete
  33. Iya mba. Sama kyk wkt kmrn anakku meninggal aku dwanti2 ma dokter bhw kehamilan itu harus dipersiapkan dg baik, dr segi asupan gizi, kesehatan dll. Pdhl kita (aku terutama) mkr bhw kl hamil alhjamdulillah jd tnp persiapan apa2. Tnyt salah ya

    ReplyDelete